Watak Soliter Komodo, Berkumpul Hanya Untuk Bersenggama | Komodo Trekker’s Blog

Seekor Komodo jantan, berukuran sekitar 2.5 meter, sedang rebahan disamping bongkahan batu di sekitar rest area di Loh Liang, Pulau Komodo. Siang hari yang panas, membuat komodo jantan itu pasif, ia nampaknya menikmati sejuknya pasir tana dan udara dibawah rindangan pohon asam. Saat grup berjumlah 10 orang ‘Tamu Kami’ the hiker from Malaysia tiba di area itu, waktu istirahat-nya cukup tergangungu. Karena kami mengamatinya, menceritakan tentang kehidupan liarnya sekaligus mendokumentasikan dirinya yang antik nan menawan itu.

Ia pun bergegas pergi meninggalkan tempat yang teduh itu, kakinya yang berkuku tebal tajam melangkah pelan dan kadang cepat, mendebarkan dada wisatawan. Bayangkan bagaimana ia merobek daging mangsannya menggunakan cakarnya yang tajam dan kuat itu. Sambil memainkan bola matanya kekiri, kekanan, keatas dan bawah, memberikan signal ketaksukaan-nya pada keramaian. Momen itu direkam dan kami abadikan. Beberapa hasil potret wajah kadal raksasa itu tersimpan dalam memori kamera kami.

Satwa langka Komodo Dragon adalah binatang buas yang berwatak soliter. Mereka tidak suka berkawanan sesama sebangsa maupun jenis makluk hidup lainnya seperti kita manusia. Boleh dibilang Komodo adalah hewan ekslusif, menyendiri tanpa ada yang menemani. Komodo akan berkumpul umumnya dimusim kawin dan saat menikmati hasil buruan seperti kerbau, kuda dan rusa atau babi hutan.

Pada usia genap 7 tahun, Komodo betina sudah berhasil mematangkan organ vital reproduksinya. Melalui mulut rahimnya yang dwisfungsi itu (veses dan seksual). Komodo betina mengeluarkan cairan sejenis testostoeron (Hormon testosteron dikenal sebagai hormon yang memengaruhi libido, pembentukan massa otot, dan ketahanan tingkat energi).

Para Komodo jantan yang mencium bau hormon komodo betina itu serentak bergerak untuk mencari sumber bau hormon komodo betina yang siap dikawini tersebut. Dengan menggunakan lidahnya yang bercabang, serta dibantu dengan dorongan angin yang menghantarkan aroma lezat – mesum tersebut, ia ternavigasi secara akurat menuju ketitik koordinat tempat sang betina menunggu untuk dibuai.

Secara rasio, pertumbuhan Komodo diseluruh kepulauan Taman Nasional Komodo lebih banyak berjenis kelamin jantan dibandingkan yang berjenis kelamin betina. Besar kemungkinan, ada lebih dari tiga hingga lima ekor jantan yang datang dan siap mengawini komodo betina yang telah diam pasrah pada semak belukar. Pada saat itulah para jantan akan bersaing, memperebut sang betina. Mereka akan mempertaruhakan integritas, kekuatan fisik untuk menjadi pangeran pertama bagi Komodo betina. Aksi saling cakar menggunakan kukukaki keras dan tajam sekaligus gigitan oleh rahang yang kuat diperlihatkan saat itu. Ekornya yang tebal pun digunakan sebagai senjata untuk memukul lawan serta mematahkan tulang rusuk.

Itulah saat Komodo berkumpul, untuk bertengkar dan bersenggama dengan sang komodo betina yang berbirahi tinggi dan siap dikawini.

Discover the last dragon on earth in their real habitat at Loh Liang, Komodo National Park with local and legal tour campany based in Labuan Bajo, Flores, Indonesia. 🇲🇨

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp
Scroll to Top
WhatsApp chat